ADIL KA' TALINO, BACURAMIN KA' SARUGA, BASENGAT KA' JUBATA

Senin, 05 Mei 2008

Pasar Tradisional & Wisata Alternatif Gunung Sehaq

Sehaq! mungkin bagi sebagian orang sudah mengenalnya sebagai jalan yang memiliki paling banyak lekukan tikungan di Kalimantan Barat. Sehaq adalah nama sebuah gunung yang terletak di kilometer 120, Desa Asong dan Paloatn, Kec. Sengah Temila, Kab. Landak. Gunung Sehaq memang sudah sejak lama menjadi lintasan dan tempat persinggahan bagi mereka yang akan bepergian dari dan ke Pontianak. Memiliki lebih dari 30 lekukan tikungan. Keasrian dan keindahan pepohonan besar dan tinggi menambah udara segar disekelilingnya, dari kaki gunung sehaq kita dapat melihat kampung, sawah dan ladang disekitarnya sehingga kini gunung sehaq menjadi tempat wisata dan pasar tradisional.

Beragam jenis sayuran khas Dayak yang alami, tanpa bahan kimia (organik) dan segar tersedia disana (Sehaq) tanpa menunggu musimnya tiba. Buah labu, prenggi, mentimun, mentimun batu (kobo), petai, jengkol/jarikng, bawang uma (kucai), daun labu, daun ubi, kalumi’ (asam payak), ansabi/sawi, jamur, rowa’ (rotan muda), dan rebung tarekng/bambu, munti’ dan betung sampai dengan tengkuyung dengan harga yang relatif terjangkau digelar di pondok sederhana oleh para pemiliknya. Para pemilik pondok tersebut memang kebanyakan dari warga di sekitar gunung sehaq, bermata pencaharian sebagai petani dan mereka lebih memilih menetap di pondok yang dibangun secara sederhana tersebut agar memudahkan penjualan, karena dari pagi sampai malam hari para pembeli selalu ada.

Seiring dengan berjalannya waktu! Pondok yang dulunya dibangun beratapkan daun sagu, berlantaikan bambu kini dibangun secara permanen oleh beberapa pemiliknya hingga terdapat belasan pondok berdiri di kiri dan kanan bahu jalan sehaq. Jualan pun tak hanya sayur mayur saja, warga sekitar gunung sehaq melihat peluang ini sebagai kesempatan emas. Kadar misalnya salah seorang warga Asong membangun rumah secara permanen di gunung sehaq untuk berjualan makanan ringan, kopi dan es kelapa. Kedai miliknya menjadi tempat persinggahan bis (kebanyakan bis pangkalatn), mobil pribadi dan pengendara sepeda motor untuk sekedar melepas rasa lapar, haus dan kepenatan. Hari minggu dan hari libur biasanya menjelang sore hari anak-anak muda bersama pasangannya dan beberapa keluarga yang datang dari Senakin, Pahauman, Sidas Ngabang bahkan Pontianak memanfatkan keindahan dan kesejukan alami gunung sehaq ini sebagai tempat wisata alternatif ungkap kadar.

Tak ada yang mengira gunung sehaq yang ketika tahun 1990 an begitu angker, sepi nan mencekam, tampak seperti sekarang ramai dan menjadi tempat wisata. Gunung Sehaq memang indah dan asri, sehingga banyak memikat hati orang. Sehaq pun kini diabadikan sebagai nama sebuah lembaga pemberdayaan ekonomi kerakyatan di Pahauman. Mungkin penggunaan nama tersebut dimaksudkan agar usahanya besar dan tinggi seperti Gunung Sehaq! Semoga.

1 komentar:

infogue mengatakan...

Artikel di blog ini menarik & bagus. Untuk lebih mempopulerkan artikel (berita/video/ foto) ini, Anda bisa mempromosikan di infoGue.com yang akan berguna bagi semua pembaca di tanah air. Telah tersedia plugin / widget kirim artikel & vote yang ter-integrasi dengan instalasi mudah & singkat. Salam Blogger!
http://pariwisata.infogue.com/
http://pariwisata.infogue.com/pasar_tradisional_wisata_alternatif_gunung_sehaq